RENUNGAN
IBADAH KELUARGA
GMIST
JEMAAT ULU
Bacaan : I Samuel 30:1- 6
--------------------------------------------------------------------------
Masih bersyukur kalau tidak ada korban jiwa. Sekalipun demikian akan
menjadi sebuah pergumulan kalau isteri dan anak harus ditawan. Pasti
ketidaktenangan akan menghantui seorang suami (dan juga ayah), memikirkan
bagaimana keadaan mereka dalam penawanan. Bukan tidak mungkin mereka akan
diperlakukan dengan tidak manusiawi. Peristiwa ini membuat Daud dan
seluruh rakyatnya menangis.Dalam situasi yang demikian, anehnya bila Daud yang
disalahkan. Pada Ayat 6a dikatakan: “Dan
Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan
batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya
laki-laki dan perempuan.”
Kita bisa membayangkan bagaimana suasana hati Daud. Ibarat pepatah: “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Kota
Ziklag telah diduduki dan dibakar, isteri dan anak-anak ditawan, kemudian Ia
yang disalahkan dan hendak dilempari dengan batu. Tetapi, Daud adalah seorang
yang percaya akan Tuhan. Dengan apa yang harus terjadi padanya, ia diuji,
bagaimana kesetiannya kepada Tuhan. Dalam ayat 6b dikatakan: “Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya
kepada TUHAN, Allahnya.”
Satu hal yang kita pelajari dari
pengalaman hidup seorang Daud adalah sekalipun dalam situasi terjepit maka kita
diingatkan agar jangan sampai melepaskan keyakinan kita pada Tuhan.
Malahan semakin mendorong kita untuk
sungguh-sungguh mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat
kehidupan yang sanggup menguatkan kita menghadapi sebuah pergumulan. Dia
sendiri meluputkan dan melepaskan bahkan memberi kelegaan kepada kita. Amin (HLZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar